Jumat, 29 Oktober 2021

TUGAS GEOGRAFI LOKASI INDUSTRI & PERSEBARANNYA

DOWNLOAD DOKUMEN 

LOKASI INDUSTRI

 

A.    Klasifikasi Industri

Jenis industri bergantung pada kriteria yang dijadikan dasar dalam pengelompokannya (klasifikasi): berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.

Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

 

1.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Baku

a.  Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam, Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b.  Industri nonekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya berasal dari hasil industri lain. Industri ini terdiri atas dua macam, yaitu:

1) Industri reproduktif merupakan industri yang bahan bakunya berasal dari alam, tetapi pemanfaatannya harus ada usaha tertentu (proses alam) atau selalu adanya pergantian baru dalam produk.

2) Industri manufaktur merupakan industri yang mengolah bahan baku yang hasilnya untuk keperluan sehari-hari atau digunakan oleh industri yang lain. Misalnya:, industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.

c.  Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain, Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

 

2.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

a.  Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang, Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan. Ciri industri rumah tangga adalah: modal yang digunakan sangat terbatas, tenaga yang mengerjakan berasal dari anggota keluarga atau lingkungan sekitar yang masih saudara, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya.

b.  Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan. Ciri industri kecil adalah: modal yang digunakan relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar dan umumnya masih  ada hubungan saudara.

c.  Industri sedang, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 20 sampai 99 orang. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik. Ciri industri sedang adalah: modal yang digunakan cukup besar, tenaga kerja yang digunakan harus memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan harus memiliki kemapuan manajerial tertentu..

d.  Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang. Ciri industri besar adalah: modal yang digunakan sangat besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga


kerja yang digunakan harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test).

 

3.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Produksi yang Dihasilkan

 

a.  Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b.  Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

c.  Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

 

4.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah

a.  Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.

b.  Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis..

c.  Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

 

5.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Orientasi Usaha

a.  Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan berdasarkan permintaan pasar. Industri semacam ini harus pandai membaca keinginan dan permintaan pasar. Di negara maju penelitian dan pengebangan produk yang sesuai permintaan terus dilakukan secara intensif sehingga produk yang dipasarkan dapat langsung diterima dan kadang-kadang dapat mempengaruhi opini dan orientasi masyarakat. Misalnya: industri kendaraan bermotor, industri alat komunikasi (hand phone), dan industri pakaian jadi (konveksi).

b.  Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan berdasarkan pada kemampuan tenaga kerja yang tersedia. Di negara maju orientasi industri pada penggunaan mesin-mesin


automatic bahkan menggunakan robot, sedangkan di negara berkembang orientasi industri pada penyerapan tenaga kerja (padat karya) dan biasanya lokasi industri mendekati dengan daerah yang berpenduduk padat.

c.  Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu  industri yang didirikan berdasarkan pada sumber daya alam yang tersedia. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d.  Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan berdasarkan pada tersedianya bahan baku yang tersedia. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

e.  Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat lain misalnya: pada point a sampai d. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

 

6.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi

a.  Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja..

b.  Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

 

7.     Klasifikasi Industri Berdasarkan Barang yang Dihasilkan

a.  Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b.  Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

 


 

1.    Industri Kecil (IK)

Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

 

2.    Industri Pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan musem geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam dipantai, pegunungan, air terjun, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel dan tempat hiburan).

 

B.    Menentukan Lokasi Industri

Lokasi industri diperlukan untuk menekan biaya operasional/transportasi yang tinggi. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, di antaranya adalah:


1.     Bahan mentah

Bahan mentah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dalam kegiatan industri, sehingga keberadaannya harus selalu tersedia dalam jumlah yang besar demi kelancaran dan keberlanjutan proses produksi. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya cukup besar dan banyak ditemukan maka akan mempermudah dan memperbanyak pilihan atau alternatif menempatkan lokasi industri. Apabila bahan mentah yang dibutuhkan industri, cadangannya terbatas dan hanya ditemukan di tempat tertentu saja maka akan menyebabkan biaya operasional semakin tingi dan pilihan untuk penempatan lokasi industri semakin terbatas.

 

2.     Modal

Besarnya modal yang dimiliki oleh pengusaha dalam peoses produksi merukan hal yang sangat penting. Hal ini kaitannya dengan jumlah produk yang akan dihasilkan, tenaga kerja yang dibutuhkan, teknologi yang akan digunakan, dan sistem pemasaran yang akan dilakukan.

 

3.     Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan tulang punggung dalam menjaga kelancaran proses produksi, oleh karena ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun keahliannya harus menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi industri.

Masalah tenaga kerja di negara kita masih menjadi agenda pemerintah dalam memberdayakannya, karena banyak sektor/kegiatan yang membutuhkan tenaga kerja tetapi tidak dapat diisi karena kualifikasi pencari kerja tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Selain masalah tersebut, sistem upah kerja masih belum sesuai dengan ketentuan karena banyak perusahaan yang belum mampu membayar upah pekerja sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yang telah ditetapkan. Oleh karena itu ada sebagian kelompok masyarakat yang mencoba mencari pekerjaan di luarnegeri yang dikenal dengan istilah tenaga kerja Indonesia (TKI).

 

4.     Sumber energi

Sumber energi merupakan tenaga untuk menggerakkan mesin-mesin produksi, sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan dan mempengaruhi keberlangsungan kegiatan industri. Cukup banyak sumber energi yang dapat kita gunakan mulai dari sumber energi yang konvensional sampai pada sumber energi yang berteknologi tinggi. Sumber energi tersebut misalnya: kayu bakar, air terjun, arus laut/gelombang, angin, sinar matahari, bahan baka fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam), serta tenaga atom/nuklir.

Kemampuan untuk merekayasa energi tersebut masih belum optimal sehingga banyak sumber energi yang terbuang dan tidak dimanfaatkan. Pemenuhan sumber energi saat ini masih mengandalkan pada energi fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui, sehingga cadangnnya semakin tipis dan suatu


saat akan habis. Sumber energi fosil sebetulnya kurang baik dan merusak lingkungan karena menghasilkan CO2 yang dapat menyebabkan pemanasan global.

 

 

5.     Transportasi

Sarana trnasportasi merupakan penunjang kegiatan industri yang sangat penting, karena transportasi yang lancar dan baik akan menjamin pasokan bahan baku untuk proses industri dan juga akan menjamin distribusi pemasaran produk yang dihasilkan. Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk kegiatan industri diantaranya adalah transportasi darat (kereta api dan kendaraan roda empat atau lebih), transportasi laut (kapal laut), dan transportasi udara (kapal terbang).

 

6.     Pasar

Pasar sebagai komponen yang sangat penting dalam mempertimbangkan lokasi industri, karena pasar sebagai sarana untuk memasarkan/menjual produk yang dihasilkan. Lokasi pasar ada kaitannya dengan lokasi pemukiman atau pusat penduduk, karena pada hakekatnya pasar adalah tempat untuk memenuhi semua kebutuhan hidup penduduk melalui transaksi jual beli. Lokasi pasar biasanya terletak di lokasi yang satrategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Produk yang dihasilkan harus mempertimbangkan kebutuhan pasar agar segala sesuatu yang dipasarkan dapat diterima dan diperlukan oleh konsumen, oleh karena itu kecerdasan dalam membaca kebutuhan pasar sangat diperlukan dalam rangka pengembangan industri di masa mendatang.

 

7.     Teknologi yang digunakan

Teknologi yang digunakan juga ikut berperan dalam menentukan lokasi industri. Penggunaan teknologi yang kurang tepat guna dapat menghambat jalannya suatu kegiatan industri.

Penggunaan teknologi yang disarankan untuk pengembangan industri di masa mendatang adalah industri yang: memiliki tingkat pencemaran (air, udara,


dan kebisingan) yang rendah, hemat air, hemat bahan baku, dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Bahkan pasar internasional sudah mensyaratkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan sumberdaya sebagai salah satu syarat agar produknya dapat di terima di pasaran internasional melalui ISO 9000 dan ISO 14000.

 

8.     Perangkat hukum

Perangkat hukum dalam bentuk peraturan dan perundang-undangan sangat penting demi menjamin kepastian berusaha dan kelangsungan industri, antara lain: tata ruang, fungsi wilayah, upah minimum regional (UMR), perizinan, sistem perpajakan, dan keamanan. Termasuk jaminan keamanan dan hukum penggunaan bahan baku, proses produksi, dan pemasaran.

Peraturan dan perundang-undangan harus menjadi pegangan dalam melaksanakan kegiatan industri, karena menyangkut modal yang dugunakan, kesejahteraan tenaga kerja, dan dampak negatif (limbah) yang ditimbulkan.

 

9.     Kondisi lingkungan

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah sumber air, iklim, dan rawan bencana (banjir, gempa, dan longsor). Pada awalnya dalam menentukan lokasi industri hanya mempertimbangkan asal jauh dari pemukiman dengan pemikiran agar limbah yang dihasilkan tidak merugikan masyarakat. Tetapi setelah ditelaah lebih mendalam, ternyata limbah yang dihasilkan dan dibuang ke alam, walaupun jaraknya jauh dari pemukiman manusia akan tetap berdampak pada masyarakat juga.

 

Kesembilan persyaratan tersebut, kemungkinannya sangat sulit untuk dipenuhi secara ideal, namun dari kesembilan persyaratan tersebut dicari yang paling banyak menunjang, dan harus disiapkan untuk mengatasi dari kekurang yang tidak dapat dipenuhi sebagai beban operasional yang harus dikeluarkan. Misalnya suatu industri kadang-kadang lebih dekat dengan lokasi bahan baku, tetapi agak jauh dengan lokasi pemasaran, atau sebaliknya.

 

C.    Faktor Penyebab Gejala Aglomerasi Industri.

Akibat adanya keterbatas dalam pemilihan lokasi ideal, maka sangat dimungkinkan akan munculnya pengelompokkan atau pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang disebut dengan istilah aglomerasi industri. Misalnya industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk.

Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri misalnya: bahan mentah, energi, tenaga kerja, pasar, kemudahan dalam perizinan, pajak yang relatif murah, dan penanggulangan limbah merupakan pendukung aglomerasi industri.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain oleh:

1.         Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi.

2.         Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu.

3.         Adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah.

4.         Adanya       kesamaan    kebutuhan    sarana,    prasarana,   dan   bidang    pelayanan industri lainnya yang lengkap.

5.         Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.

Aglomerasi industri yang muncul di suatu kawasan, dapat diakibat oleh faktor alamiah dan dapat juga diakibatkan secara disengaja dengan perencanaan yang matang. Aglomerasi industri yang terbentuk secara alamiah apabila pemusatannya diakibatkan oleh secara kebetulan karena lokasi tersebut memiliki


beberapa faktor yang menunjang dan dibutuhkan dalam proses perkembangan industri. Sedangkan aglomerasi yang terbentuk karena disengaja berdasarkan hasil perencanaan tata ruang yang dilengkapi berbagai kebutuhan yang menunjang dalam proses perkembangan industri.

Model aglomerasi industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat diketegorikan menguntungkan, diantaranya adalah: (1) mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya, (2) mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota, (3) memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati, (4) tidak mengganggu rencana tata ruang, (5) dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin..

Model aglomerasi industri yang berkembang akhir-akhir ini dapat dikategorikan merugikan, diantaranya adalah: (1) terjadi kerusakan lingkungan karena beban lingkungan yang terlalu tinggi, (2) terjadi pengurasan sumberdaya alam tertentu akibat pemanfaatan oleh semua industri yang ada di lokasi tersebut, misalnya: air tanah, air bersih, dan kebutuhan udara bersih.(3) penetaan lingkungan yang kurang ideal bagi sebagian tenaga kerja yang tinggal di daerah sekitarnya, (4) muncul berbagai penyakit akibat limbah yang dibuang, misalnya: sesak napas, gatal, ISPA (Iritasi Saluran Pernapasan bagian Atas), dan penyakit lainnya.

1.    Kondisi cuaca

Kondisi cuaca berpengaruh sangat besar pada kelancaran transportasi, terutama transportasi laut dan udara. Adanya badai topan, kabut, hujan, salju, maupun asap tebal memungkinkan terganggunya penerbangan dan pelayaran yang akan dilakukan. Di daerah yang memiliki curah hujan tinggi mengakibatkan pemeliharaan jalan raya dan kereta api menjadi lebih tinggi karena jalan akan cepat rusak akibat aliran air dan banjir. Bahkan fenomena perubahan fungsi jalan di waktu hujan sebagai sungai merupakan fenomena yang sering terjadi, akibat tidak disiplinnya masyarakat dalam membersihkan saluran air dan membuang sampah tidak pada tempatnya.

2.                     Kondisi batuan

Kondisi batuan di tiap wilayah berbeda-beda, ada wilayah yang memiliki kondisi batuan yang stabil dan ada juga daerah yang memiliki kondisi batuan yang tidak stabil. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kestabilan jalan. Jalan yang berada di daerah labil cenderung cepat rusak, sedangkan jalan yang berada di daerah yang stabil cenderung lebih awet. Hal ini akan mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan dan perbaikan jalan.

3.                     Keadaan Morfologi

Keberadaan morfologi suatu daerah sangat berpengaruh pada sarana transportasi darat. Misalnya: di daerah perbukitan sampai pegunungan yang selalu labil dan berkelok-kelok akan mengakibatkan pembuatan dan pemeliharaannya jalan menjadi mahal. Selain itu, diperlukan prasarana lain, misalnya: jembatan dan terowongan. Begitu juga keberadaan morfologi dasar laut sangat berpengaruh pada kecepatan kapal, besarnya muatan kapal dan pembuatan dermaga atau pelabuhan.

4.                     Faktor Sosial

Keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi pada dasarnya merupakan tuntutan masyarakat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, misalnya: bepergian ke tempat kerja, sekolah, belanja, hubungan sosial, bisnis, rekreasi, dan lain-lain. semua itu, melahirkan tuntunan adanya jalan, angkutan dan rute-rute kendaraan yang efisien, aman, dan nyaman.

5.                     Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi sebagai hasil dari adanya pertumbuhan industri dan aktivitas komersial lainnya telah mendorong semakin meningkatnya kebutuhan akan transportasi. Semakin tinggi dan kompleks aktivitas atau kemajuan ekonomi suatu masyarakat dapat dilihat atau diukur dari kondisi jaringan transportasinya. Jalan yang lebar, terpelihara, banyak lintasan, lengkapnya sarana angkutan, terminal, pelabuhan, dan bandara sangat berkolerasi dengan membaiknya keadaan ekonomi masyarakat sekitarnya.

6.                     Keadaan Politik dan Kebijaksanaan Pemerintah

Pembuatan jaringan transportasi seringkali dibuat karena latar belakang politik dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan, keamanan, dan pertahanan, walaupun mungkin secara ekonomis kurang menguntungkan atau bahkan tidak ada. Pembangunan fasilitas transportasi juga merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pembangunan, baik nasional, regional, maupun lokal agar pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat di samping kestabilan politik dan pemerataan pembangunan dapat diciptakan..


7.                     Teknologi yang dimiliki

Setiap sarana dan prasarana transportasi mempunyai karakteristik tersendiri. Misalnya: kereta api memerlukan lokomotif dengan mesin penggerak yang berbeda (batubara, listrik, diesel) dan jaringan rel kereta api yang baik dan kuat. Pesawat terbang berhubungan dengan daya angkut, mesin pesawat, kapasitas bandara, sistem komunikasi udara, dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk layaknya suatu penerbangan. Kapal laut dengan rute, dermaga, kecepatan mesin, dan daya angkut. Semua itu harus didukung oleh teknologi transportasi yang dimiliki. Apabila penguasaan teknologinya belum memadai, maka sistem transportasi yang aman, nyaman, mudah, dan terjangkau oleh masyarakat tidak mungkin terwujud.

Sarana transportasi dapat dikatakan sebagai sarana yang paling efektif untuk melakukan suatu pembaharuan, karena mampu membuka sikap masyarakat yang tertutup menjadi masyarakat yang dinamis dan terbuka. Selain beberapa keuntungan dan keunggulan yang dapat diraih dari pengembangan sarana transportasi, tetapi ada juga dampak negatif yang dihasilkan dari pembangunan saana transportasi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.     Perubahan penggunaan lahan

2.                      Perbedaan harga lahan.

3.                      Penyebaran dan kepadatan penduduk

4.                      Tingginya mobilitas penduduk

5.                      Perubahan budaya masyarakat


6.                      Memacu pembangunan berbagai fasilitas fisik

 

 

B. KAWASAN INDUSTRI

Kawasan industri adalah sebagai kawasan tempat kegiatan pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri.

 

Pembangunan industri di Indonesia dibagi kadalam 8 WPPI (Wilayah Pembangunan Pusat Industri)

  • WPPI Sumatera bagian utara, berlandaskan pada potensi sumber daya alam.
  • WPPI Sumatera bagian selatan (termasuk Banten) berlandaskan pada potensi ekonomi batu bara, minyak bumi, timah, dan mineral industri, seperti koalin dan kapur.
  • WPPI Jawa dan Bali (tanpa Banten), berlandaskan pada prasarana yang baik, tenaga kerja yang terampil, sumber energi, dan sistem pertanian yang maju.
  • WPPI Kalimantan bagian timur, berlandaskan pada potensi gas dan batu bara.
  • WPPI Sulawesi, berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur, dan kayu.
  • WPPI Batam dan Kalimantan Barat, berlandaskan letak strategis, potensi hasil hutan, dan gas alam.
  • WPPI Indonesia Timur bagian selatan, berlandaskan potensi sumber daya alam, budaya dan tenaga terampil untuk industri kecil.
  • WPPI Indonesia Timur bagian utara, berlandaskan pada potensi hasil laut, hutan, dan mineral.

Tujuan pembangunan kawasan industri, yaitu untuk mempercepat pertumbuhan industri yang dimaksudkan pula untuk memberikan kemudahan bagi industri dan mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di kawasan industri. 

 

Dalam suatu kawasan industri tersedia fasilitas tenaga listrik, air, fasilitas komunikasi, fasilitas pemadam kebakaran, dan fasilitas kebutuhan konsumsi.

 

Kawasan industri yang telah beroperasi penuh berlokasi di DKI Jakarta, Cilegon, Cilacap, Surabaya, Ujung Pandang, dan Medan. Di samping itu, 89 kawasan industri yang belum beroperasi penuh terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau (Batam), Sulawesi Tengah (Palu), Sulawesi Utara (Bitung), Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Lampung, dan Kalimantan Timur (Batang).

 

Menurut Keppres Nomor 33 Tahun 1990 pemberian izin pembebasan tanah bagi setiap perusahaan kawasan industri dilakukan de ngan ketentuan sebagai berikut.

  • Tidak mengurangi areal lahan pertanian.
  • Tidak dilakukan di atas lahan yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber alam dan warisan budaya.
  • Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

C. KAWASAN BERIKAT

Kawasan berikat adalah tempat menyimpan, penimbunan, dan pengolahan barang-barang yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Suatu wilayah ditetapkan sebagai kawasan berikat berdasarkan Keputusan Presiden dan diselenggarakan oleh BUMN. Contoh kawasan berikat di Indonesia ialah sebagai berikut.

  • Di Cilincing (Jakarta), yang merupakan kawasan berikat terluas di Indonesia.
  • Di Tanjung Emas, Export Processing Zone (TEPS) terdapat di pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

 

 

 

TUGAS SEJARAH PERANG DUNIA DAN PERANG DINGIN

DOWNLOAD DOKUMEN 

PERANG DUNIA DAN PERANG DINGIN

 

A.      PERANG DUNIA I

Perang Dunia dimulai ketika Austria menyatakan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli 1914. Perang ini meluas dengan keikutsertaan seperti Jerman, Rusia, Perancis, Inggris, dan beberapa negara lain.

1.       LATAR BELAKANG

Perang Dunia I dilatarbelakangi oleh penembakan Putra Mahkota Austria Francis Ferdinand. Penembakan tersebut dilakukan oleh seorang ekstrimis Serbia bernama Gavillo Princip. Peristiwa tersebut membuat Austria meminta Serbia menyerahkan pembunuh putra mahkota. Akan tetapi, permintaan Austria tidak ditanggapi Serbia (yang didukung Rusia). Oleh karena itu, Austria menyatakan perang terhadap Serbia pada tanggal 28 Juli 1914.

 

Pernyataan perang Austria terhadap Serbia mendorong sekutu kedua negara tersebut terlibat. Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman menyatakan perang terhadap Serbia. Selanjutnya, pada tanggal 3 Agustus 1914 Perancis menyatakan perang terhadap Jerman yang diikuti dengan pernyataan perang Inggris terhadap Jerman pada tanggal 14 Agustus 1914. Perang meluas melibatkan sejumlah negara Eropa. Adapun negara yang terlibat dalam Perang Dunia I terbagi menjadi dua blok sebagai berikut.

a. Blok Sentral: Jerman, Austro-Hungaria, Turki, Italia, dan Bulgaria.

b. Blok Sekutu: Inggris, Perancis, Serbia, Rusia, Jepang, Amerika Serikat.

 

2.       JALANNYA PERANG DUNIA I

Perang Dunia terbagi menjadi dua front, yaitu Front Barat dan Front Timur. Front Barat merupakan pertempuran antara Jerman dan Prancis, sedangkan front timur merupakan pertempuran antara Jerman dan Uni Soviet. Front Barat dipimpin oleh Jenderal von Schlieffen, sehingga Jerman menyebut pertempuran Front Barat dengan Operasi Schlieffen. Pada tahun 1914 Jerman menyerang Belgia yang mengakibatkan Jerman dapat menguasai tiga negara yaitu Prancis, Luxemburg, dan Belgia. Oleh karena penguasaan Jerman atas Belgia melanggar syarat pejanjian London, Inggris menyatakan perang melawan Jerman.

 

Pada tahun 1915 Inggris melakukan strategi pertempuran gerak cepat. Untuk menjalankan strategi tersebut, Inggris mulai melakukan rekrutmen besar-besaran pasukan sipil untuk dilibatkan dalam pertempuran melawan Jerman. Pada tahun 1915, Amerika Serikat juga mulai telibat dalam Perang Dunia I. Amerika Serikat bergabung dengan blok Sekutu. Sementara itu, Jerman mulai memperkenalkan senjata baru, yaitu berupa gas beracun (khlorine). Tahun 1915 merupakan periode terburuk bagi pasukan Sekutu dalam Perang Dunia I. Pasukan Sekutu sering salah menerapkan strategi. Selain itu, buruknya komunikasi antarnegara Sekutu semakin menambah keterpurukan. Sementara itu, Jerman berhasil memenangkan sebagian besar pertempuran melawan sekutu.

 

Pada bulan Juli 1917 meletuslah pertempuran Ypres. Dalam serangan ini Sekutu bertujuan memutus jalur kereta api yang untuk digunakan menyalurkan logistik bagi pasukan Jerman di medan pertempuran. Selanjutnya, Inggris menyerang sebuah kota kecil di sekitar Ypres yang bernama Passchendaele. Pada tanggal 5 November 1917 dengan bantuan pasukan Kanada, Inggris berhasil menguasai Passchendaele. Akan tetapi, kedudukan Inggris di Passchendaele hanya berlangsung selama lima bulan. Pada bulan April 1918 pasukan Jerman kembali merebut Passchendaele.

Sementara itu, pertempuran Front Timur terjadi di wilayah antara Laut Baltik dan Laut Hitam serta wilayah Turki. Pada tahun 1915 Sekutu membantu Rusia dalam pertempuran Front Timur. Tujuannya yaitu merebut kekaisaran Ottoman dan menyediakan rute aman untuk perdagangan militer dan hasil bumi Uni Soviet. Pasukan Sekutu yang dibantu pasukan ANZAC (Australia and New Zealand Army Corps) mendarat di Gallipoli dan berusaha menguasai lokasi-lokasi strategis agar dapat mengawasi Selat Dardanella.

 

Dalam menghadapi pasukan Sekutu, Turki mendapat bantuan dari pasukan Jerman yang dipimpin Otto Liman von Sanders. Untuk membendung pergerakan pasukan Sekutu, Jerman menempatkan dua divisi yang membentuk pertahanan di sepanjang pantai Semenanjung Helles. Divisi pasukan Jerman mendapat dukungan pasukan Turki yang dipimpin Mustafa Kemal Attaturk. Dalam pertempuran Gallipoli, Sekutu mengalami kekalahan. Kekalahan pasukan sekutu disebabkan oleh ketidaksiapan pasukan sekutu dengan kondisi medan pertempuran dan sikap meremehkan kekuatan musuh.

 

Pada Perang Dunia I juga terjadi pertempuran laut besar yaitu pertempuran Jutland. Pertempuran Jutland terjadi antara Angkatan Laut Jerman dan Angkatan Laut Inggris. Jerman menjalankan strategi baru yaitu dengan menggunakan kapal selam. Pada tahun 1916 torpedo kapal selam U-Boats menenggelamkan kapal Lusitania milik Amerika Serikat. Insiden tesebut yang menyebabkan Amerika Serikat bergabung dengan blok sekutu dalam Perang Dunia I. Sejak insiden itu, seluruh kapal perang Inggris dan Amerika Serikat dilengkapi persenjataan lengkap. Pada tahun 1917 Jerman menerapkan peperangan kapal selam tanpa batas karena mengetahui bahwa Amerika Serikat bergabung dengan blok Sekutu.

 

Memasuki tahun 1917 ancaman serangan kapal selam Jerman berkurang karena seluruh kapal dagang milik Inggris dan Amerika Serikat berlayar secara berkonvoi dan dikawal oleh kapal-kapal perusak. Ditambah lagi kapal perusak Inggris dilengkapi teknologi baru berupa hydrophone dan depth charges yang mampu menyerang posisi kapal selam Jerman secara akurat. Oleh karena itu, tahun 1917 merupakan periode kekalahan Jerman karena kekalahan telak dalam pertempuran Jutland. Sisa- sisa Angkatan Laut Jerman hanya dapat bertahan di pelabuhan hingga Perang Dunia I berakhir.

 

3.       AKHIR PERANG DUNIA I

Setelah melalui konflik panjang selama empat tahun, Perang Dunia I dinyatakan berakhir pada tanggal 11 November 1918. Kemenangan blok Sekutu dalam Perang Dunia I diawali dengan keberhasilan pasukan sekutu menembus garis pertahanan Jerman di Hidenburg. Selanjutnya, pada tanggal 6 November 1918 di sebuah gerbong kereta di Compiegne, Jerman menandatangani perjanjian gencatan senjata. Dalam perjanjian tersebut, Jerman sepakat untuk menarik pasukan dari Front Barat dan Front Timur serta menyerahkan angkatan lautnya kepada pasukan Sekutu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Desember 1918 pasukan Sekutu mulai menduduki Rhineland, sebuah wilayah strategis di Jerman yang dapat mengontrol wilayah lainnya. Dengan pendudukan Rhineland, Perang Dunia I pun resmi berakhir.

 

Mulai tahun 1919 negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I mulai membahas konferensi damai. Salah satu perjanjian penting yang dilaksanakan setelah Perang Dunia I berakhir adalah Perjanjian Versailles yang menyatakan Jerman merupakan pihak tunggal yang harus bertanggung jawab atas Perang Dunia I. Perjanjian-perjanjian yang menandai berakhirnya Perang Dunia I antara lain Perjanjian Saint Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, Perjanjian Sevres, dan Perjanjian Lausane.

 

B.      PERANG DUNIA II

Perang Dunia II merupakan konflik terbesar dalam sejarah umat manusia. Perang Dunia Il meletus saat Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939. Tindakan tersebut memicu Inggris dan Perancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939.

 

1.       LATAR BELAKANG

Perang Dunia II diawali dengan pembentukan dua poros besar yang saling bermusuhan, yaitu blok Poros/Sentral dan blok Sekutu. Bahkan keadaan politik dunia pada periode 1938-1939 mirip dengan kondisi politik pada tahun 1900–1914. Menjelang Perang Dunia II beberapa negara di Eropa memiliki keinginan balas dendam (revanche of idea) akibat kekalahan dalam Perang Dunia I.

 

Secara umum Perang Dunia II dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu ketidakmampuan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) mencegah pertikaian di wilayah Eropa, perlombaan pengadaan senjata di berrbagai negara, pembentukan aliansi politik akibat perasaan saling curiga antarnegara, perkembangan negara ultranasional yang menjalankan imperialisme gaya baru, dan terjadi penyerbuan-penyerbuan ke beberapa wilayah oleh negara-negara sentral. Adapun sebab khusus terjadinya Perang Dunia Il yaitu terjadi serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia, penyerbuan Jepang atas China, dan penyerbuan Jepang atas pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour.

 

2.       JALANNYA PERANG DUNIA II

Perang Dunia II di benua Eropa dimulai ketika tahun 1939 blok Poros ingin memperluas wilayah kekuasaan yang dimulai dengan serangan Jerman atas Polandia. Tujuan serangan tersebut untuk merebut kembali Kota Danzig yang berpenduduk bangsa Jerman. Dua hari setelah invasi Jerman ke Polandia, Inggris dan Prancis mengumumkan perang terhadap Jerman.

 

Kekuasaan fasis Adolf Hitler berhasil menguasai Sebagian besar wilayah Eropa. Penguasaan ini mendorong Adolf Hitler menginvasi Inggris. Pertempuran di Britania (Inggris) berlangsung hingga tanggal 31 Oktober 1940. Dalam pertempuran Britania, Jerman gagal menduduki Inggris karena angkatan perang Inggris mendapatkan pasokan dan peralatan militer dari Amerika Serikat. Pada tanggal 22 Juni 1941 Jerman mengalihkan serangannya ke Uni Soviet dengan tujuan menguasai sumber minyak bumi di Eropa Timur. Pasukan Jerman membombardir garis pertahanan Uni Soviet. Akan tetapi, Jerman tidak mampu melanjutkan serangannya di kota Moskow dan Leningrad karena musim dingin yang melanda Uni Soviet.

 

Memasuki bulan November 1942 pasukan Soviet mengepung Kota Stalingrad dan menjebak sekira 200 ribu pasukan Jerman. Pasukan Soviet pun menyerang Stalingrad dengan kekuatan penuh hingga menyebabkan pasukan Jerman terpojok. Pada bulan Februari 1943 pasukan Jerman mengalami kekalahan.

 

Kemenangan dalam pertempuran Stalingrad menyebabkan Inggris dan Amerika Serikat mulai menyerang pusat industri dan kota di Jerman. Kedatangan pasukan Sekutu di Italia memicu kejatuhan Mussolini dan menyerahnya Italia dalam peperangan. Sementara itu, posisi Jerman semakin terdesak saat Amerika Serikat ikut serta dalam Perang Dunia II.  

 

Pada tanggal 6 Juni 1944 Sekutu mendaratkan pasukannya di pantai Normandia, Prancis. Peristiwa pendaratan ini sering disebut dengan istilah Decision Day (D-Day). Dalam serangan Normandia yang berlangsung hampir dua bulan, sekira 45 ribu pasukan Sekutu tewas karena kegigihan pasukan Jerman. Dalam perkembangannya, pasukan Sekutu berhasil membebaskan Paris dari pendudukan Jerman. Selanjutnya, mereka bergerak ke utara dari Normandia untuk membebaskan Belanda dan Belgia.

 

Pada tahun 1945 pasukan Sekutu dan Uni Soviet berupaya mengepung Kota Berlin dari berbagai arah. Pasukan Sekutu menyerang dari barat sedangkan pasukan Uni Soviet menyerang dari timur. Pada tanggal 30 April 1945 Kota Berlin mendapat serangan sporadis dari pasukan Sekutu dan Uni Soviet. Serangan dahsyat ini menyebabkan Adolf Hitler melakukan bunuh diri. Akhirnya, Jerman menyerah tanpa syarat pada tanggal 7 Mei 1945.

 

Sementara itu, Perang Dunia II di front Afrika berawal saat pasukan Jerman dan Italia mendarat di Libia pada tahun 1940. Front Afrika merupakan medan pertempuran yang melibatkan Jerman dan Italia melawan Inggris. Italia melakukan invasi ke Mesir, tetapi digagalkan pasukan Inggris. Jerman kemudian mengirim bantuan pasukan dan persenjataan yang dipimpin oleh Jenderal Erwin Rommel. Jenderal Erwin Rommel berhasil memasuki wilayah Mesir. Dalam perkembangannya, Jerman menarik pasukkannya karena sibuk menghadapi Uni Soviet di front Eropa. Selanjutnya, pasukan Inggris di bawah pimpinan Bernard Montgomery berhasil menghalau tentara Italia dan Jerman pada tanggal 23 Oktober 1942.

 

Adapun pertempuran di Samudera Pasifik dimulai sejak bulan Maret 1942 yang ditandai pertempuran pasukan Amerika Serikat dan pasukan Jepang di Kepulauan Filipina. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Amerika Serikat mengalami kekalahan. Oleh karena itu, pada tahun 1942 Jepang berhasil menguasai Burma, Hongkong, Singapura, Malaya, Thailand, Filipina, dan Indonesia.

 

Pertempuran di front Pasifik berlanjut pada tanggal 4-8 Mei 1942 dalam Pertempuran Laut Koral. Dalam peristiwa ini tidak jelas pihak yang memenangi pertempuran karena kedua belah pihak sama-sama kehilangan pesawat tempur dalam jumlah cukup besar. Pertempuran Jepang dan Amerika Serikat kembali terjadi pada tanggal 4-7 Juni 1942 di Kepulauan Midway. Dengan strategi bertempur yang lebih efektif, Amerika Serikat akhirnya mampu mengalahkan Jepang dalam pertempuran Midway. Pertempuran Midway menentukan kemenangan Amerika Serikat dan menjadi titik balik perang. Pada bulan Februari 1943 Amerika Serikat mulai menyerang beberapa pulau di Samudra Pasifik yang dikuasai Jepang. Tujuan serangan ini adalah merebut beberapa pulau yang memiliki landasan pesawat. Dengan begitu, Amerika Serikat dapat mempersiapkan serangan udara menuju Jepang. Pada bulan Februari 1945 Amerika Serikat berhasil menguasai wilayah lwo Jima.

 

3.       AKHIR PERANG DUNIA II

Perang Dunia Il berakhir dengan kemenangan blok Sekutu. Kematian Adolf Hitler menyebabkan Jerman akhirnya menyerah kepada Sekutu dan Uni Soviet pada tanggal 7 Mei 1945. Melalui perjanjian damai di Paris, Prancis, Jerman menyerah tanpa syarat. Perjanjian ini disaksikan oleh komandan tertinggi Sekutu, Jenderal Dwight Eisenhower. Setelah perjanjian ini ditandatangani, pertempuran yang terjadi di front Eropa resmi berakhir.

 

Kemenangan Sekutu dalam pertempuran di front Samudra Pasifik mendorong keinginan Amerika Serikat segera mengakhiri peperangan. Pada akhir bulan Juli 1945 Sekutu mengultimatum Jepang agar segara menyerah. Akan tetapi, ultimatum tersebut diabaikan. Akhirnya, pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat membom kota Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa tersebut mengakhiri perlawanan Jepang. Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Peristiwa tersebut menandai akhir Perang Dunia Il yang dimenangi pihak Sekutu.

 

Akhir Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan beberapa perjanjian seperti Perjanjian Postdam (2 Agustus 1945) dan Perjanjian San Fransisco (8 september 1951). Perjanjian Postdam berisi pembagian wilayah Jerman menjadi dua yaitu Jerman Barat yang diduduki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis serta Jerman Timur yang diduduki Uni Soviet. Adapun Perjanjian San Fransisco berisi penyerahan wilayah pendudukan Jepang kepada Uni Soviet dan Amerika Serikat.

 

C.      PERANG DINGIN

Perang Dingin merupakan dampak dari Perang Dunia II. Pasca-Perang Dunia II Amerika Serikat dan Uni Soviet tampil sebagai dua negara adidaya. Tampilnya kedua negara tersebut memicu Perang Dingin di antara keduanya. Pada masa itu, baik Amerika Serikat maupun Uni Soviet berusaha mencari dukungan dari negara-negara lain. Kedua negara tersebut mencari dukungan dengan kekuatan modal, teknologi, dan persenjataan. Akibatnya, dunia terbagi menjadi dua blok, yaitu blok Barat di bawah pengaruh Amerika Serikat dan blok Timur di bawah pengaruh Uni Soviet.

 

Pada masa Perang Dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama berambisi menjadi negara terkuat. Kedua negara adikuasa tersebut saling menunjukkan superioritasnya di dunia internasional. Oleh karena itu, kedua negara tersebut saling berebut pengaruh. Amerika Serikat berusaha mengembangkan paham demokrasi dan kapitalisme di negara- negara yang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, seperti Jepang dan Jerman. Adapun Uni Soviet mendengungkan pembangunan dengan metode terpimpin di negara- negara Eropa Timur seperti Polandia, Bulgaria, dan Cekoslovakia. Oleh karena itu, Amerika Serikat juga menyusun strategi politik Containment Policy untuk membendung pengaruh komunis Uni Soviet.

 

Dalam bidang ekonomi, Amerika Serikat memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang melalui program Marshall Plan (European Recovery Program). Sebagai tandingannya, Uni Soviet membentuk Comecon dan Molotov Plan sebagai bantuan ekonomi bagi negara-negara komunis di Eropa Timur.

 

Perang Dingin juga memunculkan kegiatan spionase (CIA dan KGB), sistem aliansi (NATO, Pakta Warsawa), persaingan persenjataan, dan persaingan teknologi ruang angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Bahkan, persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet juga memicu konflik-konflik bersenjata di berbagai negara seperti Korea, Kamboja, dan Kuba. Dalam konflik bersenjata di daerah-daerah tersebut, Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak berkonfrontasi secara langsung melainkan berada di belakang setiap pihak yang bersengketa.

 

Perang Dingin yang melanda dunia berlangsung hampir setengah abad. Negara-negara di dunia khawatir apabila dua negara adikuasa tersebut berkonfrontasi secara langsung dan memicu perang nuklir. Oleh karena itu, negara-negara yang tidak terlibat dalam Perang Dingin berusaha meredam meluasnya Perang Dingin. Salah satunya adalah pembentukan Gerakan Non Blok yang diprakarsai Indonesia, Mesir, India, Yugoslavia, dan Ghana. PBB juga berupaya meredam Perang Dingin dengan cara mengirim pasukan perdamaian di daerah konflik yang dipicu oleh kepentingan Uni Soviet dan Amerika Serikat.

 

Pada pertengahan dekade 1980-an suasana Perang Dingin mulai mencair berkat kebijakan yang diterapkan pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Pada tahun 1985 Presiden Amerika Serikat, Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev mengadakan pertemuan untuk mencairkan hubungan kedua negara.

 

Mikhail Gorbachev merupakan pemimpin yang responsif terhadap perkembangan yang mendukung penerapan pemerintahan terbuka dan demokratis. Pada masa pemerintahannya, Mikhail Gorbachev menerapkan keterbukaan (glasnost) dan demokratisasi (perestroika) dalam kehidupan masyarakat Uni Soviet. Munculnya kebijakan tersebut berdampak pada munculnya keinginan negara-negara yang tergabung dalam Uni Soviet memisahkan diri. Pada tahun 1989 satu demi satu wilayah Eropa Timur yang berada di bawah naungan Uni Soviet melepaskan diri. Akibatnya, pada tahun 1991 Uni Soviet runtuh dan terpecah menjadi lima belas negara. Peristiwa tersebut menandai akhir dari Perang Dingin. Akhir dari Perang Dingin juga ditandai dengan peristiwa reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun 1989-1990. Dunia.

MAKALAH PKN MENGENAL SUKU JAWA

  MAKALAH PKN "MENGENAL SUKU JAWA"   D I S U S U N OLEH : Nama Kelompok 1.Reihaadi 2.Sri Rahayu zoratul ...